MATERI
LAPANGAN
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
BARISAN ANSOR SERBAGUNA (BANSER)
PENDIDIKAN DAN LATIHAN
BARISAN ANSOR SERBAGUNA (BANSER)
I. CARAKA MALAM
II. LATIHAN BERGANDA
III. STELLING/PENDADAKAN
IV. INTELIJEN, PENGGALANGAN DAN PENCERAI BERAIAN
V. FORMASI TATA UPACARA BENDERA
I.
CARAKA MALAM
Judul : CARAKA MALAM
Durasi : 180 Menit
Penyaji : Tim Pelatih
Tujuan Sajian : Penanaman loyalitas dan kemampuan penyimpanan rahasia organisasi
Jenis Sajian : Perjalanan malam berintangan
Bentuk Kegiatan : Dalam route dibuat beberapa pos gangguan/ rintangan
Durasi : 180 Menit
Penyaji : Tim Pelatih
Tujuan Sajian : Penanaman loyalitas dan kemampuan penyimpanan rahasia organisasi
Jenis Sajian : Perjalanan malam berintangan
Bentuk Kegiatan : Dalam route dibuat beberapa pos gangguan/ rintangan
Konsep Dasar Sajian :
- Anggota bisa menghafal/mengingat/menyimpan sandi/ pesan yang diberikan pada pos pemberangkatan
- Anggota dapat / mampu melampaui berbagai rintangan/ hambatan
- Anggota bisa/dapat menyampaikan pesan hanya kepada yang dituju oleh pos pemberangkatan yang berada pada pos finish
- Dan lain-lain (unsur pengembangan Satkorcab)
Bentuk Pelaksanaan Materi Caraka
Malam:
1. Terdiri 5 Pos, masing-masing:
a. Pos Pemberangkatan (pemberian
pesan)
b. Pos gangguan 1
c. Pos gangguan 2
d. Pos gangguan 3
e. Pos Akhir (penyampaian pesan)
b. Pos gangguan 1
c. Pos gangguan 2
d. Pos gangguan 3
e. Pos Akhir (penyampaian pesan)
2. Peserta didik dikumpulkan dalam
suatu tempat (Lapangan terbuka) formasi per peleton dengan jarak masing-masing
peleton 3 s/d 5 meter.3. Dalam formasi barisan perpeleton, peserta diberikan
pengarahan secukupnya tentang situsai perjalanan yang harus dan akan dilalui
oleh Seksi Operasi Staf Komando Latihan meliputi:
a. Kerawanan route perjalanan
b. Rintangan/gangguan yang akan dan harus dilalui
c. Tata aturan penyimpanan dan penyampaian pesan
d. Tata aturan menyikapi hambatan dan gangguan.
b. Rintangan/gangguan yang akan dan harus dilalui
c. Tata aturan penyimpanan dan penyampaian pesan
d. Tata aturan menyikapi hambatan dan gangguan.
4. Peserta didik dipersilahkan duduk
ditempat untuk menunggu giliran pemanggilan pemberangkatan dengan interval 3 -5
menit tiap anggota.
5. Pada titik pemberangkatan peserta
dipanggil satu per satu dan diberikan pesan oleh
Komandan Latihan (Danlat). Pesan ini
hanya untuk disampaikan kepada penjaga pos akhir (Kepala /Ketua PC GP. Ansor)
dengan pesan misalnya:
a. 9 orang sahabat Ansor pada posisi
24.58.12 terkepung. Segera kirim bantuan 3 peleton melaui serangan lambung
kanan.
b. 3 Ulama di titik 17.35.68 dalam keadaan bahaya. Segera lakukan pengamanan dengan kekuatan 1 kompi.
c. Dan lain-lain.
b. 3 Ulama di titik 17.35.68 dalam keadaan bahaya. Segera lakukan pengamanan dengan kekuatan 1 kompi.
c. Dan lain-lain.
6. Disediakan paling sedikit 6 pesan
yang berbeda, supaya antar peserta terdekat tidak ada kesamaan pesan untuk
mengantisipasi saling bertanya ditengah perjalanan.
7. Pada saat pemberangkatan peserta
yang pertama diberikan isyarat:
a. Tembakan Cahaya Isyarat : dapat
mempergunakan kembang api
b. Suara ledakan yang dapat dilihat atau didengar pada masing-masing pos ganggu dan pos akhir untuk segera mempersiapkan diri melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya.
b. Suara ledakan yang dapat dilihat atau didengar pada masing-masing pos ganggu dan pos akhir untuk segera mempersiapkan diri melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya.
8. Pos ganggu, berfungsi mengacaukan
perhatian peserta didik agar tidak lagi hafal/ ingat pesan yang diberikan pada
pos I (pemberangkatan) meliputi:
Pos Ganggu 1 : Gangguan makanan-minuman beracun yang dilakukan dengan
cara merayu, membujuk peserta agar mau memakan/meminum makanan / minuman yang
disediakan dengan dalih perjalanan masih sangat panjang dsb. Minuman yang
disediakan air matang yang diberi garam dsb.
Pos Gannggu 2 : Route Makam atau tempat keramat lain.
Pada route ini dilengkapi dengan alat-alat yang menakutkan misalnya gantungan pocong yang bisa ditarik naik-turun dari kejauhan yang dilengkapi bau-bauan minyak serimpi, dupa (kemenyan) dan sebagainya.
Pada route ini dilengkapi dengan alat-alat yang menakutkan misalnya gantungan pocong yang bisa ditarik naik-turun dari kejauhan yang dilengkapi bau-bauan minyak serimpi, dupa (kemenyan) dan sebagainya.
Dilengkapi dengan tulisan-tulisan
menyeramkan yang harus dibaca oleh peserta didik agar melupakan pesan yang
diberikan dari pos pemberangkatan.
Dapat juga diberikan gangguan fisik misalnya tendangan, pemukulan yang didak membahayakan dengan kelebatan yang sagat cepat sehingga peserta didik tidak mempunyai kesembatan untuk memberikan balasan.
Dapat juga diberikan gangguan fisik misalnya tendangan, pemukulan yang didak membahayakan dengan kelebatan yang sagat cepat sehingga peserta didik tidak mempunyai kesembatan untuk memberikan balasan.
Pos Ganggu 3 : Membujuk seakan-akan merupakan pos akhir untuk menanyakan
pesan agar bisa terbongkar oleh lawan.
Pos Akhir: Menanyakan pesan yang diberikan pada pos pemberangkatan.
Pada Pos Akhir peserta dipersilahkan menempati tempat yang saling berjauhan antara peserta didik yang satu dengan yang lain berjarak antara 1 – 2 meter (boleh tidur ditempat) sambil menunggu hadirnya seluruh peserta didik yang mengikuti Caraka malam.
Pos Akhir: Menanyakan pesan yang diberikan pada pos pemberangkatan.
Pada Pos Akhir peserta dipersilahkan menempati tempat yang saling berjauhan antara peserta didik yang satu dengan yang lain berjarak antara 1 – 2 meter (boleh tidur ditempat) sambil menunggu hadirnya seluruh peserta didik yang mengikuti Caraka malam.
9. Jika peserta terakhir telah
diberangkatkan pada pos pemberangkatan meberikan isyarat Cahaya/Suara ledakan
dengan kembang api atau ledakan yang dapat diketahui/didengar oleh petugas
masing-masing pos bahwa semua peserta telah diberangkatkan dari pos
pemberangkatan .
10. Setelah semua tiba di Pos Akhir
maka peserta dibentuk dalam formasi barisan kemudian diberikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan kepelatihan dan orientasi pelaksanaan kegiatan yang
telah/baru dilaksanakan, untuk menunjukkan berhasil atau tidaknya masing-masing
personil melaksanakan tugas penyampaian pesan dari pimpinan yang satu ke
pimpinan yang lain.
Drs.
H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
II.
LATIHAN BERGANDA
Judul : LATIHAN BERGANDA
Durasi : 360 Menit
Penyaji/pelaksana : Tim Kepelatihan / Staf Komando Latihan
Tujuan Sajian Kegiatan : Evaluasi hasil dan praktek lapangan selama kegiatan pendidikan/latihan.
Jenis Sajian Kegiatan: Long March dibagi beberapa pos pantauan pemahaman materi.
Durasi : 360 Menit
Penyaji/pelaksana : Tim Kepelatihan / Staf Komando Latihan
Tujuan Sajian Kegiatan : Evaluasi hasil dan praktek lapangan selama kegiatan pendidikan/latihan.
Jenis Sajian Kegiatan: Long March dibagi beberapa pos pantauan pemahaman materi.
Konsep Dasar Materi Sajian:
1. Dilaksanakan beregu, masing-masing
regu lebih kurang 10 orang
2. Pos Evaluasi ½ dari jumlah materi sajian
3. Pemantauan kesiapan pelaksanaan tugas aplikasi lapangan bagi peserta didik.
4. Dan lain-lain (unsur pengembangan )
2. Pos Evaluasi ½ dari jumlah materi sajian
3. Pemantauan kesiapan pelaksanaan tugas aplikasi lapangan bagi peserta didik.
4. Dan lain-lain (unsur pengembangan )
Bentuk Pelaksanaan Materi Latihan
Berganda:
1. Peserta didik dibagi per-regu masing-masing terdiri 10 Orang:
1. Peserta didik dibagi per-regu masing-masing terdiri 10 Orang:
1 orang Komandan Regu, 9 orang
anggota regu
2. Peserta didik melaksanakan
perjalanan pada route jalan perkampungan/ jalan setapak:
a. Perjalanan datar 3-5 km, pada
pertengahan terdapat 1 pos jaga yang berfungsi:
1) Penjajakan kemampuan penyerapan
materi Wawasan (Materi Kelas)
2) Penjajakan tingkat loyalitas anggota pada Organisasi
3) Penjajakan tingkat loyatilas pada pimpinan
4) Penambahan wawasan loyalitas dan keorganisasian.
2) Penjajakan tingkat loyalitas anggota pada Organisasi
3) Penjajakan tingkat loyatilas pada pimpinan
4) Penambahan wawasan loyalitas dan keorganisasian.
Disiapkan format penilaian untuk
masing-masing peserta didik, dengan interval waktu tiap regu lebih kurang 15
Menit.
b. Perjalanan Halang-rintang
misalnya:
1) Melintas sungai dengan merayap
tambang
2) Melintas tebing dengan meluncur tambang/Panjat tebing
3) Melintas rintangan dengan merayap pada untaian tali
4) Dsb
2) Melintas tebing dengan meluncur tambang/Panjat tebing
3) Melintas rintangan dengan merayap pada untaian tali
4) Dsb
Panjang route kurang lebih 1 km dan
interval waktu kurang lebih 1 jam (untuk semua jenis halang-rintang) serta
masing-masing pos terdapat petugas penilai dan pembantu.
c. Perjalanan pemantauan kecakapan
peserta didik untuk memantau :
1) Kekompakan kerja regu
2) Kemampuan taktik pengamanan per-regu
3) Kemampuan baca Kompas dan Peta
4) Dsb.
2) Kemampuan taktik pengamanan per-regu
3) Kemampuan baca Kompas dan Peta
4) Dsb.
Disiapkan tim penilai untuk
masing-masing regu, nilai anggota diambil secara kolektif.
3. Latihan berganda ini merupakan
acuan penilaian dan penentuan tingkat prestasi peserta sehingga kegiatan ini
dapat dikatakan sebagai kegiatan evaluasi.
Drs.
H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
III.
STELLING/PENDADAKAN
Judul : STELLING/PENDADAKAN
Durasi : 180 Menit
Penyaji/pelaksana : Tim Kepelatihan Satkorcab
Tujuan Sajian Kegiatan : Memantau kesigapan, kecepatan dan kesempurnaan peserta didik dalam melaksanakan tugas Organisasi.
Jenis Sajian Kegiatan : Pendadakan peserta didik pada saat terlelap tidur untuk segera berada pada satu titik yang ditetapkan sebagai titik pertahanan.
Durasi : 180 Menit
Penyaji/pelaksana : Tim Kepelatihan Satkorcab
Tujuan Sajian Kegiatan : Memantau kesigapan, kecepatan dan kesempurnaan peserta didik dalam melaksanakan tugas Organisasi.
Jenis Sajian Kegiatan : Pendadakan peserta didik pada saat terlelap tidur untuk segera berada pada satu titik yang ditetapkan sebagai titik pertahanan.
Konsep Dasar Materi Sajian:
- Penunjukan titik pertahanan masing-masing peserta diklat sebelum upacara pembukaan.
- Membangunkan peserta diklat dengan teknik pendadakan dengan penciptaan situasi darurat.
- Mengevaluasi kesiapan dan kesigapan peserta didik
setelah situasi kembali aman.
Dan lain-lain (unsur pengembangan Satkorwil)
Bentuk Pelaksanaan Materi
Stelling/Pendadakan:
- Melaksanakan penempatan Peserta didik pada titik pertahanan dengan membentuk lingkaran terhitung dari pusat kegiatan diklat sebelum upacara pembukaan dilaksanakan. Peserta mengambil posisi tiarap, jarak antara personil satu dengan lainya lebih kurang 2 meter.
- Penciptaan kondisi selelah mungkin pada peserta didik pada siang harinya sehingga pada malam harinya dapat tertidur lelap.
- Menjelang tidur peserta diperintahkan melepas seragam, sepatu dan perlengkapan kedinasan lain. Bila perlu Skolah berupaya menukar/memindahkan perlengkapan perorangan yang dimilki oleh peserta.
- Setelah diperkirakan semua peserta tertidur lelap maka dilakukan penciptaan situasi kacau, seakan terjadi serangan dari lawan/musuh terhadap lokasi kegiatan diklat dilaksanakan. Semua cahaya dan lampu dimatikan.
- Pengkacauan situasi dapat mempergunakan suara-suara : sirine, ledakan, pemukulan benda-benda bersuara dan lain-lain.
- Dalam waktu yang sangat singkat peserta harus sudah menempati titik pertahanan yang ditentukan dengan mengenakan pakaian dan perlengkapan lengkap.
- Setelah 5 menit lampu dinyalakan, diumumkan kondisi telah kembali aman dan seluruh peserta dikumpulkan berbaris membentuk formasi per-peleton.
- Dilaksanakan pengecekan kesiapan dan kesigapan peserta terkait dengan penggunaan perlengkapan kedinasan masing-masing personil.
- Memberikan sangsi ringan pada peserta yang tidak dapat mempergunakan perlengkapan lengkap.
- Mengembalikan peserta untuk istirahat kembali.
Drs.
H. Abdul Mujib Syadzili, M.Si
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
ASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional (SATKORNAS)
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
IV.
INTELIJEN, PENGGALANGAN DAN PENCERAI BERAIAN
A. DASAR-DASAR INTELIJEN
1. Intelijen sebagai badan /alat
untuk mencapai tujuan.
Intelijen dalam pengertianya sebagai
organisasi merupakan badan/alat yang dipergunakan untuk menggerakan
kegiatan-kegiatan Intelijen sesuai dengan fungsinya, baik berupa penyelidikan,
pengamanan maupun penggalangan untuk mencapai tujuan-tujuan Intelijen guna
memenuhi kepentingan pihak atasan yang berwenang dan bertanggung jawab.
Yang penting untuk diperhatikan
dalam penyusunan organisasi Intelijen ialah faktor efisiensi, efektivitas, dan
produktivitas.
2. Kegiatan Intelijen adalah usaha
berupa kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara konsisten serta berdasar
pada suatu tata kerja yang sitematis yang memilki aspek jangka pendek, menengah
dan jangka panjang.
Bentuk-bentuk kegiatan Intelijen
meliputi:
a. Pengamatan:
Adalah semua usaha, pekerjaan dan
kegiatan yang dilakukan secara berencana dan terarah untuk memperoleh
keterangan-keterangan yang dibutuhkan mengenai masalah tertentu untuk dapat
membuat perkiraan mengenai masalah yang dihadapi guna menentukan kebijaksanaan
perencanaan dan mengambil keputusan dengan resiko yang diperhitungkan secara
cermat.
Penyelidikan dilakukan secara
strategis dan penyelidikan secara taktis.
b. Pengamanan
Adalah usaha yang dilakukan untuk
mencegah berhasilnya kegiatan dan operasi/kegiatan pihak lain dengan
memanfaatkan berbagai macam alat/ benda dalam melindungi orang, barang, benda
bangunan dan instalasi- instalasi penting dengan melakukan langkah-langkah
penggalangan dan pengoptimmalisasian kekuatan kekuatan dalam memberikan
perlindungan.
Pengamanan juga dapat dilakukan dengan upaya meruntuhkan kesetiaan dan loyalitas pihak lain untuk mendukung terhadap proses perlindungan terhadap pihak sendiri dan tidak memberikan kesempatan serta peluang pihak lain untuk menyusun sebuah kekuatan.
Pengamanan juga dapat dilakukan dengan upaya meruntuhkan kesetiaan dan loyalitas pihak lain untuk mendukung terhadap proses perlindungan terhadap pihak sendiri dan tidak memberikan kesempatan serta peluang pihak lain untuk menyusun sebuah kekuatan.
Pengamanan dapat dilakukan dengan
pengamanan prefentif dan represif.
3. Dasar–dasar Organisasi
Intelijen
Prinsip dan dasar–dasar Organisasi
pada umumnya berlaku juga bagi organisasi Intelijen selama tidak bertentangan
dengan kepentingan untuk mencapai tujuan, terutama prinsip–prinsip kekenyalan
dan keserba-gunan (keluwesan).
Dasar–dasar yang khusus
dipergunakan dalam penyusunan organisasi Intelijen ialah :
a. Kemapuan untuk mengamat-amati
keadaan serta kemampuan untuk memberikan ramalan yang tepat mengenai
perkembangan yang akan datang berdasarkan pengetahuan tentang keadaan yang
lampau dan keadaan perkembangan sekarang yang masih dalam proses.
b. Kemampuan untuk dapat meyakinkan,
bahwa pengetahuan yang diperolehnya memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
menggunakan (yang berwenang dan bertanggung jawab) untuk mengambil keputusan
masalahnya, lengkap, teliti dan tepat pada waktunya.
c. Mempunyai efisiensi dan
efektifitas yang maksimal dalam melaksanakan fungsi-fungsinya.
Untuk mencapai hal ini organisasi
Intelijen harus disusun dengan menggunakan atau memilih salah satu dari pada
dasar-dasar sebagai berikut berikut:
1. Penyusunan atas dasar fungsi-fungsi
2. Penyusunan atas dasar kegunaan
3. Penyusunan atas dasar wilayah
4. Penyusunan atas dasar pokok-pokok persoalan
5. Penyusunan atas dasar kombinasi dari dasar-dasar tersebut.
4. Bentuk-bentuk organisasi yang disusun atas dasar:
1. Penyusunan atas dasar fungsi-fungsi
2. Penyusunan atas dasar kegunaan
3. Penyusunan atas dasar wilayah
4. Penyusunan atas dasar pokok-pokok persoalan
5. Penyusunan atas dasar kombinasi dari dasar-dasar tersebut.
4. Bentuk-bentuk organisasi yang disusun atas dasar:
a. Fungsi-fungsi:
1) Penyelidikan
2) Pengamanan
3) Penggalangan
2) Pengamanan
3) Penggalangan
b. Kegunaan:
1) Strategis
2) Operasi
3) Taktis
2) Operasi
3) Taktis
c. Analisa Wilayah terhadap
organisasi
1) Daerah pemerintahan
2) Kepulauan
2) Kepulauan
d. Pokok-pokok persolanan
pembentukan organisasi:
1) Politik
2) Ekonomi
3) Sosial Budaya
4) Ilmu Pengetahuan
5) Militer
6) Teknologi
7) Dan lain-lain
2) Ekonomi
3) Sosial Budaya
4) Ilmu Pengetahuan
5) Militer
6) Teknologi
7) Dan lain-lain
Dengan pertambahan pokok-pokok
sesuai perkembangan, dinamika dan spesialisasi tugas-tugas intelijen maka
bentuk organisasi Intelijen disusun:
1. 1 Orang pengawas/Pengendali
2. 1 Orang Kepala Seksi
3. 3 Orang Kepala subseksi
4. Beberapa petugas Lapangan dan Informan
1. 1 Orang pengawas/Pengendali
2. 1 Orang Kepala Seksi
3. 3 Orang Kepala subseksi
4. Beberapa petugas Lapangan dan Informan
B. TEORI PENYELIDIKAN
Penyelidikan adalah usaha, pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan secara terencana dan terprogram untuk memperoleh
keterangan-keterangan atau informasi yang dapat dipergunakan untuk
memperkirakan tentang masalah yang dihadapi dalam pengembangan informasi
lanjutan sehingga diperkirakan cukup untuk melakukan tindakan lanjutan.
Penyelidikan dilakukan dengan
beberapa cara:
1. Intervie
1. Intervie
Intervie dilakukan dengan menunjuk
obyek pelaku atau komponen terdekat dari pelaku untuk memberikan beberapa
keterangan sesuai dengan perencanaan pengemnagan lanjutan.
2. Pengamatan tanda bukti
Identifikasi tanda bukti dengan
menghubung-hubungkan alur peristiwa sesuai perencanaan yang telah disusun dalam
upaya mendapatkan data kongkrit tentang keterkaitan bukti-bukti pendukung.
3. Pengembangan informasi
Obyek manusia sebagai sasaran
pengumpulan data merupakan faktor penting dalam fungsi Intelijen, dilakukan
dengan pengumpulan data dari pengakuan orang baik dari pihak lain maupun pihak
sendiri.
C. TEKNIK PENGGALANGAN
1. Penggalangan tertutup
Dilakukan dengan penyusunan kedalam
sasaran pemecahan dan pencerai beraian keutuhan-keutuhan didalam masyarakat
lawan, sehingga menimbulkkan kekacauan-kekacauan sambil selangkah demi
selangkah memperluas jaringan untuk membangkitkan dan meningkatkan situasi
saling tidak percaya sehingga dihasilkan pimpinan lawan yang berkuasa menjadi
semakin lemah.
2. Penyesuaian kepentingan pihak
sasaran dengan pihak-pihak yang menggalang.
Dilakukan dengan menggeser pimpinan
lawan yang berkuasa atau kekuasaanya direbut, karena mana penggalangan-penggalangan
tertentu menjadi terbuka dan kemudian menggabungkan sasaran sebagai bagian
sendiri, atau menjadikan sasaran sebagia suatu satelit atau sekutu.
3. Usaha penggalangan dimulai dengan
menyelidiki sasaran-sasaran kemudian menahan agen-agen penggalangan didalamnya
yang akan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
4. agar kepentingan-kepentingan
pihak sasaran tidak mengancam, merintangi dan menggalangi pihak-pihak
penggalang, kepentingan-kepentingan pihak sasaran diarahka dengan perantaraan
jaringa-jaringan penggalang yang tertanam di dalam sasaran
5. Mengancam adalah suatu tindakan
ucapan/data atau keadaan yang membahayakan keselamtan atau kelangsungan hidup
sesuatu organ, strata, golongan atau kepentingan.
6. Merintangi adalah sesuatu
tindakan atau keadaan yang menghalangi sesuatau kepentingan
7. Menghambat adalah sesuatau
tindakan atau keadaan yang mengurangi tercapainya sesuatu kepentingan.
D. TEKNIK PENYUSUPAN
1. Penyusupan dilakukan secara
tertutup oleh kaki tangan penggalangan kedalam masyarakat sasaran, untk
kemudian mencerai-beraikan keutuhan masyarakat itu, sambil menyusun
jaringan-jaringan penggalangan yang semakin meluas.
2. Baik dirinya sendiri maupun kaki
tangan jaringan penggalan disamar sedemikian rupa, sehingga identitas dan kegiatan
yang disamarkan itu tidak menimbulkan kecurigaan. Bila timbul keadaan-keadaan
yang memaksa kakitangan-kakitangan itu meninggalkan tempatnya, maka mereka
telah berkesempatan untuk menyusun jaringa-jaringan penggalangan secara
rahasia, yang akan meneruskan penggalangan-penggalangan selanjutnya.
3. Penyusupan-penyusupan kedalam
suatu masyarakat sasaran dapat dilkukan dengan perantaran sarana-saran yang
terdiri dari anggota-anggota corp diplomatic, rombongan-rombongan perdagangan,
ekonomi dan kebudayaan, golongan minoritas diosegala bidang, aliran-aliran dan
gerakan-gerakan keagamaan, Badan-badan Internasional, terutama badan-badan
perburuhan dan pemuda-pemuda, partai-partai polotik negara asing dan badan yang
bersedia kerja sama, pedagang ; dalam negeri yang keluar negri, pedagang asing
yang berdagang di dalam di dalam Negri, siswa/siswi/pegawai yang belajar keluar
negri, pelancong-pelancong luar dan dalam negri, wartawan-wartan dan lain-lain
yang lalu lintas antara dalam dan luar negri atau sebaliknya.
E. PENCERAI-BERAIAN
1. Keutuhan suatu masyarakat
terpelihara bila pimpinan, baik yang didasarkan atas kekuasaan musyawarah orang
banyak, maupun kekuasan mutlak seorang, selalu dapat mengimbangi
ketegangan-ketengan yang selalu timbul, karena persaingan-persaingan untuk
berkuasa dan berkedudukan diantara golongan politik, lapisan-lapisan
masyarakat, rumpun-rumpun kesukuan, aliran-aliran agama, kelompok-kelompok
minoritas dan lain-lain golongan.
2. Sebaliknya persatuan sesuatu masyarakat dapat dicerai-beraikan sehingga berantakan dan pimpinanya diperlemah sedemikian rupa, sehingga lumpuh untuk meneruskan perlawanan terhadap penggalangan lawan yang dihadapinya. Dengan jalan memperuncing dan menghasut persengketan-persengketan, permusuhan-permusuhan, perpecahan-perpecahan dan ketegangan-ketegangan antara golongan-golongan yang satu dengan yang lainya tercipta permusuhan yang tak dapat/sulit didamaikan.
2. Sebaliknya persatuan sesuatu masyarakat dapat dicerai-beraikan sehingga berantakan dan pimpinanya diperlemah sedemikian rupa, sehingga lumpuh untuk meneruskan perlawanan terhadap penggalangan lawan yang dihadapinya. Dengan jalan memperuncing dan menghasut persengketan-persengketan, permusuhan-permusuhan, perpecahan-perpecahan dan ketegangan-ketegangan antara golongan-golongan yang satu dengan yang lainya tercipta permusuhan yang tak dapat/sulit didamaikan.
3. Jaringan-jaringan tersamar , yang
merangkaikan kelompok-kelompok kakitangan-kakitangan yang terbatas (3 sampai 5 orang),
yang disusun untuk membangkitkan kepercayaan, di dalam penggalangan digunakan
untuk menhancurkan secara teratur keutuhan-keutuhan yang menjadi
landasan-landasan masyarakat sasaran dan masyarakat itu sendiri sehingga
tercipta rasa putus asa pada setiap orang, kekacauan umum, masyarakat yang
resah, masyarakat yang sakit, yang tertekun, yang kehilangan kepercayaan
terhadap diri sendiri dan berkeyakinan, tetapi terpelihara harapan-harapan akan
munculnya sesuatau keadaan yang akan membimbing dan melanjutkan kehidupan
masyarakat itu.
4. Langkah yang ditempuh dengan
melakukan penyusupan informasi dan pemberian kepercayaan pada satu tokoh
masyarakat untuk dikembangkan pada masyarakat lain melalui rapat-rapat, dll,
langkah ini dilakukan 3 (tiga) orang secara terpisah. Antara pencerai beraian I
dan II dilakukan oleh petugas yang berbeda. Jika asumsi dan persepsi terbentuk
maka petugas segera menghilang dan dikesankan gejolak murdi dari masyarakat.
5. Pengkondisian fungsi eksternal
masyarakat.
6. Pemantauan perkembangan.
F. PENGINGKARAN
1. Mengingkarkan mencangkup
pengingkaran terhadap kesatuan dan persatruan, patriotisme dan loyalitas
terhadap Bangsa dan Bernegara.
2. Setelah persatuan politik, dan
sosial suatu masyarakat dicerai-beraikan , kesetiaan-kesetiaan umum dan cinta
tanah air dapat dilunturkan dan di dalam keadaan-keadaan yang memungkinkan
kesetiaan dan cinta tanah airnya. Bangsa dimanifestasikan dalam kecintaan
terhadap idiologi, yang sealiran dengan pihak yang melakukan penggalangan
(dimanifestasikan dalam kecintaan & kesetiaan terhadap Tanah air &
bangsanya)
3. Sesuatu penggalanga hanya akan berhasil mendapat dukungan masyarakat , bila diperoleh dukungan dari golongan-golongan yang berpengaruh dalam pimpinan dan diseluruh lapisan masyarakat. Karena itu usaha-usaha untuk mengingkarkan kesetiaan-kesetiaan dari anasir-anasir di dalam sesuatu masyarakat yang hendak diruntuhkan, harus terutama diarahkan kepada golongan-golongan yang berpengaruh tersebut.
3. Sesuatu penggalanga hanya akan berhasil mendapat dukungan masyarakat , bila diperoleh dukungan dari golongan-golongan yang berpengaruh dalam pimpinan dan diseluruh lapisan masyarakat. Karena itu usaha-usaha untuk mengingkarkan kesetiaan-kesetiaan dari anasir-anasir di dalam sesuatu masyarakat yang hendak diruntuhkan, harus terutama diarahkan kepada golongan-golongan yang berpengaruh tersebut.
G. PENGARAHAN
1. setelah keutuhan masyarakat
dicerai-beraikan dan berhasil diperoleh kakitangan-kakitangan dilingkungan
orang-oramg yeng berpangaruh dan berkuasa, tercapailah keadaan dimana
pengarahan, yang biasanya masih dirahasiakan dapat diselenggarakan.
2. Walaupun pencerai-beraian sesuatu
masyarakat telah dilakukan sedemikian jauhnya, sehingga mempermudah pengarahan,
pengarahan itu tidak pernah dilakukan secara mutlak, tetapi hanya dapat
dilakukan, karena tak dapat dikendalikan secara teliti.
H. PENGGESERAN
1. Setelah pengarahan berjalan
beberapa waktu, pada suatu saat keutuhan masyarakat dan rapuh dan bila pihak
yang menggalang menganggap momen psikologisnya telah tiba pimpinan yang
berkuasa akan digeser.
2. Penggeseran-penggeseran
dipersiapkan dengan langkah-langkah pendahuluan berikutnya:
a. Memepertimbangkan hasil
pencerai-beraian dan mengingkarkan dengan jalan memperkirakan besarnya dukungan
dan perlawanan yang dapat diharapkan dari golongan-golongan politik dan sosial
yang jadi sasaran, golongan cendekiawan, aliran-aliran agama, Angkatan
Bersenjata dsb.
b. Memilih sesuatu alasan atau peristiwa untuk dijadikan alasan gerakan penggeseran.
c. Merencanakan waktu dan bantuan-bantuan dari penggalang yang diperlukan untuk penggeseran.
d. Setelah segala persiapan selesai baru dilakukan tindakan penggeseran menurut rencana yang telah dipersiapkan semula.
b. Memilih sesuatu alasan atau peristiwa untuk dijadikan alasan gerakan penggeseran.
c. Merencanakan waktu dan bantuan-bantuan dari penggalang yang diperlukan untuk penggeseran.
d. Setelah segala persiapan selesai baru dilakukan tindakan penggeseran menurut rencana yang telah dipersiapkan semula.
I. PENGGABUNGAN
- Bila penggeseran berhasil, masyarakat sasaran dapat digabungkan/ isatukan kedalam masyarakat sendiri.
- Selanjutnya dilakukan pengawasan yang teliti dan tindakan-tindakan keamanan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang mengganggu dan menghambat tercapainya tujuan.
J. SISTEM KOMUNIKASI INTELJEN
1. Kegiatan produk inteljen
Semua bahan keterangan/informasi
yang masuk diolah sampai menjadi produk Inteljen melalui proses:
a. Pencatatan, yaitu pekerjaan
pencatatan atas semua laporan, bahan keterangan/informasi, yang diterima/masuk
kedalam antara lain : Buku harian informasi , Grafik, Peta situasi dan lain sebagainya.
Pencatatan dilkukan dengan tujuan untuk mempermudah dalam kegiatan penilaian
dan penafsiran.
b. Penilaian, adalah penilaian
kepercayaan terhadap kebenaran dari bahan keterangan/informasi dan penilaian
kepercayaan terhasdap sumber/asal dari bahan keterangan /informasi itu
diterima.
2. Nilai kebenaran paket
Penilaian kepercayaan terhadap
sumber suatu berita dibagi atas tingkatan-tingkatan yang masing-masing tingkat
diberi tanda/kode huruf, sebagai berikut :
A = Dapat dipercaya sepenuhnya
B = Biasanya dapat dipercaya
C = Agak dapat dipercaya
D = Biasanya tidak dapat dipercaya
E = Tidak dapat dipercaya
F = Kepercayaanya tidak dapat dinilai
B = Biasanya dapat dipercaya
C = Agak dapat dipercaya
D = Biasanya tidak dapat dipercaya
E = Tidak dapat dipercaya
F = Kepercayaanya tidak dapat dinilai
3. Nilai kepercayaan terhadap
kebenaran Baket
Nilai kepercayaan terhadap kebenaran
berita, Baket dibagi atas tingkatan-tingkatan yg masing-masing tinfkatan diberi
tanda/kode angka sebagai berikut :
1 = Dibenarkan oleh suatu badan atau
sumber lain
2 = Sangat mungkin benar
3 = Mungkin benar
4 = Kebenaranya meragukan
5 = Tidak mungkin benar
6 = Kebenaranya tidak dapat dinilai.
2 = Sangat mungkin benar
3 = Mungkin benar
4 = Kebenaranya meragukan
5 = Tidak mungkin benar
6 = Kebenaranya tidak dapat dinilai.
Walaupun angka dan huruf digunakan
untuk menyatakan penilaian terhadap suatu bahan keterangan, tetapi angka dan
huruf itu tidak tergantung antara satu dengan yang lain. Sebagai misal, sumber
keterangan yang “ sepenuhnya dapat dipercaya†mungkin saja yang melaporkan
keterangan itu “ tidak mungkin benara “ sehingga nilai inteljenya menjadi
“ A – 5 “
Sebaliknya suatu bahan keterangan
yang dilaporkan “ yang dibenarkan oleh sumber lain “ bisa juga pemebri
keteranga yang “tidak dapat dipercaya Inteljenya menjadi “ E – 1 “
4. Penafsiran
Kegiatan penafsiran adalah penentuan
arti daripada suatu Baket dengan suatu persoalan yang diramalkan akan terjadi.
Untuk penafsiran Baket ada tiga cara :
a. Berfikir secara Intuitif, yaitu
suatu penafsiran yang berdasarkan pada filing yang banyak dipengaruhi oleh
pengalaman
b. Berfikir secara Ilmiah, Yaitu suatu penafsiran yang menggunakan data yang sudah pasti kebenaranya
c. Berfikir secara logis yaitu suatu penafsiran yang merupakan hasil pertimbangan yang kritis melalui proses analisa , integrasi dan kesimpulan
b. Berfikir secara Ilmiah, Yaitu suatu penafsiran yang menggunakan data yang sudah pasti kebenaranya
c. Berfikir secara logis yaitu suatu penafsiran yang merupakan hasil pertimbangan yang kritis melalui proses analisa , integrasi dan kesimpulan
5. Penyebaran produk
intel/pendistribusian
Setiap produk Intel yang sudah siap
harus disebar kepada pemakai. Batapapun baik Inteljen yang diperoleh, namun
tidaka ada nilainya bila tidak dipergunakan.
Pokok-pokok penting yang perlu diperhatikann dalam penyebaran adalah persoalan-persoalan mengenai masalah yang disajikan, waktu penyampaian dan pemakai
Pokok-pokok penting yang perlu diperhatikann dalam penyebaran adalah persoalan-persoalan mengenai masalah yang disajikan, waktu penyampaian dan pemakai
a. Masalah yang tepat.
Tidak semua informasi/Inteljen
berguna bagi setiap pemakai ditingkat eselon atas, samping dan bawahan. Oleh
sebab itu produsen harus mampu memilih masalah-masalah mana yang tepat bagi
pemakai yang dituju. Kekeliruan dalam memilih masalah akan menimbulkan apatisme
dari penerima dalam menanggapi masalah yang disajikan. Tidak tercapainya
Inteljen bisa membawa ketidakterpeliharanya produk Intel dan bisa menimbulkan
risiko keamanan.
b. Waktu penyampaian yang tepat
Suatu Inteljen akan bernilai
tertinggi apabila dapat sampai kepada pemakai tepat pada waktunya atau denmgan
kata lain sampai sebelim peristiwa yang menyangkut masalah itu terjadi. Dengan
itu maka pemakai mempunyai kesempatan untuk membuat keputusan dari mengambil
langkah-langkah tertenyu yang berguna untuk menentukan langkah-langkah kegiatan
Inteljen berikutnya.
6. Pemakai yang tepat
Hal lain yang perlu diperhatikan
ialah pengiriman produk Intel kepada pemakai yang benar-benar berkepentingan.
Oleh sebab itu penyebaran produk Intel ditetapkan dengan daftar distribusi yang
mempunyai tujuan antara lain untuk membatasi jumlah copy yang diproduk agar
dapat dicegah pemborosan serta resiko jatuhnya dokumen Intel kepada pihak-pihak
yang tidak berhak menerimanya. Daftar produk Intel akan dikeluarkan dalam surat
ketetapan tersendiri.
7. Sarana penyebaran.
Kecepatan dalam penyebaran produk
Intel bisa mendukung ketepatan waktu dari pada penggunaan produk tersebut.
Dalam memilih dan menentukan sarana pengiriman yang baik, harus dipertimbangkan
urgensi daripada produk Intel, dan ditinjau dari segi isi tingkat kerahasiaan
dan waktu.
Sarana-sarana pengiriman yang dapat
dipergunakan antara lain :
a. Caraka
Untuk mengirimkan semua produk Intel
tertulis , kecuali yang berklasifikasi SANGAT RAHASIA.
Caraka hanya merupakan sarana
pengiriman produk Inteljen kepada alamat, kepadanya tidak diberikan tugas
menyampaikan pesan-pesan lisan. Agar keamanan informasi tetap terpelihara, maka
ketentuan penyampaian produk Inteljen perlu mendapatkan perhatian.
b. Perwira Penghubung
Untuk mengirimkan produk Inteljen
yang berklasifikasi SANGAT RAHASIA, memerluakan penjelasan lisan mengenai
masalah yang dibawanya, serta menghimpun bahan-bahan Intelijen darai alamat
yang dikunjungi.
c. Pesawat Telepon
Pesawat telepon hanya dipergunakan
sebagai sarana pemberian peristiwa yang bersifat terbuka, yang memerlukan
kecepatan penyampaian atau merupakan sarana pembicaraan untuk membuat rencana
mengadakan pertukaran informasi
d. Pesawat Radio – Telegrap –
telex
Penggunaan pesawat ini diusahakan
seminm mungkin tetapi seefisien mungkin dengan memperhatikan prioritas secara
tepat, sehingga dapat dicegah penggunaan yang terlampau padat yang justru bisa
menimbulkan kelambatan penyampaian berita.
e. Pos
Pengiriman melalui Pos dengan sistim
tercatat serta pamanfaatan kotak, pos memberikan faedah secara baik apabila
dilakukan dengan suatu perencanaan yang cermat. Resiko keamanan informasi masih
perlu mendapatkan perhatian apabila akan menggunakan sarana Pos.
8. Kegiatan Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi yang harus
mampu melayani penyediaan dan penyajian kembali Bahan Keterangan/Informasi dari
simpanan yang tersedia, melalui proses sbb :
a. Pencatatan
Pencatatan dalam penyelenggaraan
Dokumentasi adalah pencatatan kedalam Buku Agenda, Pangkartuan dan lain
sebagainya.
b. Penyimpanan, dan pemeliharaan
Penyimpanan dimaksudkan adalah
penyimpanan Bahan Keterangang yang ada menurut cara tertentu yang menjamin
atas:
1.
1.
Keamanan dari kebocoran, kecurian,
bencana lan kebakaran, kebaniran dsb.
2.
Kerusakan dari gangguan binatang
(ngengat, tikus, dlsb) kebocoran air hujan, karena penataanya yang kurang
rapih, karena kelalaian petugas (sobek, tercemar, oleh tinta dlsb) dan karena
lain-lain.
3.
Mudah dapat ditemukan kembali
(disajikan kembali) sewaktu-waktu diperlukan.
9. Penyajian kembali
a. Penyajian kembali secara pasif,
ialah penyajian kembali yang didasarkan permintaan oleh Pimpinan. Ini berarti
bahwa setiap pengeluaran/ peminjaman harus sepengetahuan/seijin Pimpinan.
b. Penyajian kembali secara aktif,
ialah penyajian kembali yang dikarenakan adanya kejadian/permasalahan yang
sedang bergejolak terkait dan ada hubuntganya dengan bahan keterangan yang ada
dalam simpanman sehigga perlu dijadikan bahan pengetahuan.
Drs. H. Abdul Mujib Syadzili, M.SiASISTEN PERENCANAAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Satuan Koordinasi Nasional
Barisan Ansor Serbaguna (Banser)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar